Dasa Citta Desain: E-Book Chapter Desain https://ebookchapter.isi-dps.ac.id/index.php/dcd <p> </p> <p>Dasa Citta Desain adalah media publikasi berupa e-bookchapter yang dikelola oleh Program Studi Desain Program Magister Institut Seni Indonesia Denpasar.</p> Program Studi Desain Program Magister en-US Dasa Citta Desain: E-Book Chapter Desain 2962-2964 Semiotika Sosial Beauty Influencer melalui Foto Instagram https://ebookchapter.isi-dps.ac.id/index.php/dcd/article/view/46 <p>Perkembangan dan perubahan teknologi saat ini berkembang dengan pesatnya di berbagai sektor area terutama di bidang media. Media online bukan menjadi hal yang baru lagi sekarang ini diikarenakan keadaan yang membuat sekarang menjadi mudah dan praktis. Seiring dengan berkembangnya zaman tersebut interaksi antar manusia dapat dilakukan melalui media online tanpa harus bertatatap muka secara langsung, salah satunya melalui media social. Hampir setiap orang sekarang ini memiliki dan menggunakan media social untuk keperluan berkomunikasi&nbsp; dan&nbsp; mendapatkan informasi. Media sosial telah banyak merubah dunia memiliki dampak kepada kehidupan manusia sekarang ini. Menurut data yang diperoleh dari databoks.katadata.co.id pada bulan April 2020 sumber Statista, bahwa pengguna Instagram pada saat ini mencapai satu milyar pengguna.</p> Ariani Kusumo Wardhani Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2022-07-31 2022-07-31 1 20 Desain tokoh wayang Gatotkaca: Perbandingan Desain karakter tokoh Gatotkaca karya R.A. Kosasih, Oerip, Is Yuniarto dan Afif Numbo https://ebookchapter.isi-dps.ac.id/index.php/dcd/article/view/47 <p>Lakon Mahabharata, walaupun diyakini berasal dari mitologi India, sudah menjadi bagian dari kelokalan Indonesia. Pertunjukkan wayang kulit dari Indonesia pada 7 November 2003 ditetapkan&nbsp;UNESCO sebagai <em>Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity</em>, karya kebudayaan yang mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya yang disebut sabagai hasil kebudayaan yang indah dan berharga. Sebagai bagian dari budaya “Wayang” teks tentang Mahabharata, yang ditulis kembali oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh ke dalam naskah bahasa Jawa Kuno "Bharatayuda", direproduksi ke dalam naskah-naskah daun tal, diukir pada candi, dilukis pada bangunan, diangkat menjadi bentuk seni pertunjukan, dan kemudian beriringan dengan penemuan teknologi media, beralih ke wahana-wahana lain seperti cerpen, novel, komik, film, animasi, sandiwara radio, atau <em>game</em>.</p> Iwan Gunawan Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2022-07-31 2022-07-31 21 42 Pembelajaran Seni dan Desain dalam Komunitas Virtual https://ebookchapter.isi-dps.ac.id/index.php/dcd/article/view/48 <p>Selama masa pandemi, terjadi tren pembelajaran desain grafis yang diinisiasi oleh berbagai komunitas virtual yang dimediasi oleh media sosial. Adanya tuntutan kebutuhan untuk bisa mempelajari berbagai teknik dan media dalam penciptaan karya desain grafis yang berkaitan erat dengan pesatnya perkembangan teknologi, mendorong desainer pembelajar untuk bisa mencari cara agar dapat mengakses ilmu untuk meningkatkan ketrampilan mereka.</p> <p>Kurikulum pembelajaran yang ditawarkan melalui pendidikan formal di instansi pendidikan tinggi, kurang mampu untuk mengikuti percepatan telnologi yang sangat pesat. Hal ini menyebabkan mahasiswa dan desainer pembelajar lebih memilih untuk mengakses berbagai informasi dan pengetahuan lewat internet, dan bergabung dengan komunitas-komunitas yang dapat mewadahi kebutuhan mereka untuk meningkatkan ketrampilan.</p> Rahina Nugrahani Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2022-07-31 2022-07-31 43 57 Cognitive Human Factor https://ebookchapter.isi-dps.ac.id/index.php/dcd/article/view/49 <p>Cognitive human factor adalah semua hal yang berhubungan dengan penerimaan informasi dan pembuatan keputusan dari informasi yang telah diterima. (MacLeod, Dan. C.P.E, 2006). Cognitive Human factor atau disiplin ilmu yang membantu perusahaan/perorangan untuk memaksimalkan aset kemampuan intelektual, atau kepintaran pekerja dengan mensiasati lingkungan kerja yang membantu manusia berpikir. (Isdesingnet, 1997).<strong>&nbsp;</strong>Cognitive human factor adalah menerima dan merasakan informasi/pesan dan kemudian membuat keputusan. (MacLeod,&nbsp; 2006). Dalam dunia industri, cognitive human factor dapat membantu mendesain dari kontrol, displays, dan tanda-tanda untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamtan. Reuschel and Alexander (dalam Fishman, 1997) mengatakan&nbsp;cognitive human factorcs&nbsp;adalah hubungan antara lingkungan sekitar dengan cara berpikir dan lingkungan pisik dengan kemapuan untuk menjadi kreatif dan menjalin relasi. Misalnya desain interior untuk memaksimalkan komunikasi, interaksi, kreativitas, ruang untuk mengakomodasi kesibukan kerja secara umum dengan privasi dalam mengerjakan pekerjaan.</p> I Nyoman Artayasa Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2022-07-31 2022-07-31 58 72 Estetika Baliseering: Diskursus Estetika Arsitektur Bali Pasca ‘Gejor’ Tahun 1917 https://ebookchapter.isi-dps.ac.id/index.php/dcd/article/view/50 <p>“<em>Bangsa kita jang hendak mempeladjari seni </em><em>3</em><em>bangsanja sendiri</em><em>,</em><em> terpaksa memakai boekoe jang dikarang oleh lain bangsa asing dalam bahasa asing</em> (Bhawanagara 2/12, 1933: 180).” Kutipan dari majalah Bhawanagara (1933) yang dikutip Picard (2008) tersebut, merepresentasikan bagaimana estetika Bali khususnya arsitektur Bali dikonstruksi oleh orang asing. Estetika ‘konstruksional’ tersebut melebur menjadi identitas Bali, khususnya pada masa diberlakukannya politik ‘Bali sesuai aslinya Bali (<em>Baliseering</em>)’ tahun 1930an.&nbsp; Salah satu titik tolaknya adalah restorasi besar arsitektur Bali pasca gempa bumi dahsyat pada tanggal 21 Januari 1917 yang dikenal dengan ‘Gejor’ (istilah masyarakat Bali mengenai kejadian tersebut) (Stuart-Fox, 2010: 356).</p> I Kadek Dwi Noorwatha Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2022-07-31 2022-07-31 73 93 Konsep SOHO Adaptasi Rancangan Ruang Kerja di Masa Pandemic Covid -19 https://ebookchapter.isi-dps.ac.id/index.php/dcd/article/view/56 <p>Pandemic Covid-19 yang merebak sejak awal tahun 2020 di Indonesia membawa dampak besar bagi perubahan dalam berbagai aspek kehidupan di seluruh lapisan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa dampak buruk lebih banyak terlihat pada saat mengganasnya virus Covid-19 ini,&nbsp; terlihat dari banyak bisnis baik kecil, menengah maupun yang besar tidak mampu bertahan dan akhirnya tumbang. Orang-orang kehilangan pekerjaan, perpindahan dan sirkulasi kegiatan secara fisik juga dibatasi sehingga merubah tatanan alur pekerjaan dan akhirnya tidak memberikan hasil yang optimal bagi perputaran ekonomi. Pembatasan kegiatan ini berlangsung cukup lama hingga kemudian muncul kebiasaan baru yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat dalam mensiasati keterbatasan pergerakan fisik. Salah satu cara yakni&nbsp; dengan menerapkan konsep bekerja dari rumah atau istilah populernya <em>Work From Home </em>(WFH). Instansi pemerintah, perkantoran swasta, sekolah dan bahkan para pengusaha besar dan &nbsp;UMKM baik barang dan jasa &nbsp;kemudian menjadi familiar dalam menerapkan kegiatan bekerja atau belajar dari rumah. Bagi pelaku WFH, rumah tidak lagi sepenuhnya sebagai tempat melepas penat setelah bekerja, bahkan kini sudah menjadi salah satu lokasi&nbsp; bekerja yang paling umum untuk bisa diterapkan pada masa pandemic ini.</p> Toddy Hendrawan Yupardhi Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2022-07-31 2022-07-31 94 111 Tinjauan Kaca Patri Sebagai Elemen Estetis Pada Bangunan https://ebookchapter.isi-dps.ac.id/index.php/dcd/article/view/59 <p>Kaca patri merupakan jenis kaca dekoratif yang motifnya dibentuk dari potongan-potongan kaca, yang disusun kembali menggunakan timah yang dipanaskan. Proses pembuatannya tersebut membuat jenis material kaca ini disebut sebagai kaca patri. Jenis kaca ini telah digemari sejak dulu, hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya bangunan kuno yang menggunakan material kaca patri. Tidak hanya dapat digunakan sebagai material pintu atau jendela, kaca patri juga baik digunakan untuk partisi, ataupun benda dekoratif lainnya.&nbsp; Hingga kini, kaca patri masih banyak digunakan. Kaca patri dapat dikategorikan sebagai sebuah benda kerajinan yang bernilai seni tinggi, karena jenis kaca berbingkai timah ini memiliki pesona yang indah dan antik. Dapat diaplikasikan pada berbagai jenis bangunan seperti rumah tinggal, perkantoran, restoran, tempat ibadah dan lainnya. Selain itu, motif dan warna yang dapat disesuaikan membuatnya dapat masuk pada berbagai jenis tema dan konsep ruang.</p> Ni Luh Kadek Resi Kerdiati Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2022-07-31 2022-07-31 112 129 Thrift Fashion dalam Perubahan Paradigm Pandemi; Dilarang Tapi Digemari? https://ebookchapter.isi-dps.ac.id/index.php/dcd/article/view/60 <p>Setiap manusia memiliki kebutuhan pokok berupa sandang, pangan dan papan. Kini, kebutuhan pokok tersebut tidak hanya menjadi barang yang benar-benar dibutuhkan, dimana perubahan ini dipengaruhi oleh gaya hidup, status, citra dan kehormatan (Stellarosa, 2020). Perkembangannya kini sangat sulit membedakan antara kebutuhan dan gaya hidup. Disebutkan juga bahwa para perempuan, khususnya perempuan Indonesia akan berbelanja barang yang menurutnya dapat meningkatkan rasa percaya diri, terutama barang-barang dengan brand atau merk tertentu yang berharga cukup mahal.</p> <p>Fenomena budaya konsumerisme atau yang kemudian dikenal dengan budaya belanja, terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki. Salah satu alternatif yang kini sedang marak ditawarkan bagi orang-orang dengan kecanduan belanja adalah barang-barang brand atau merk terkenal berharga ‘miring’ karena merupakan barang <em>second</em> atau bekas, yang sering disebut <em>thrift</em>. Harga baran-barang bekas ini bisa sangat jauh lebih murah daripada harga <em>new brand</em>-nya, walaupun hanya pernah beberapa kali atau bahkan sekali pakai.</p> Dewa Ayu Putu Leliana Sari Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2022-07-31 2022-07-31 130 145 Estetika Postmodern pada Produk Fast Fashion dengan Kain Bermotif Endek https://ebookchapter.isi-dps.ac.id/index.php/dcd/article/view/61 <p>Indonesia memiliki beraneka ragam budaya dengan berbaai artefak budaya salah satunya adalah tekstil tradisional. Hampir setiap daerah memiliki tekstil tradisional, di Bali yang terkenal akan keindahan alam dan budayanya juga memiliki tekstil tradisional yakni endek. Kain endek merupakan jenis kain tenun ikat dan merupakan salah satu warisan budaya&nbsp;yang berwujud hasil karya manusia&nbsp;dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin&nbsp;(ATBM) (Kominfo Denpasar, 2020).&nbsp;</p> <p>Keberadaan kain endek di Bali tidak terlepas dari&nbsp; praktik ritual keagamaan. <a href="http://griyatenun.com/">Kain tenun endek</a>&nbsp;bagi masyarakat Bali bukan hanya sebuah kain tenun semata. Namun adalah sebuah karya seni yang diwariskan melalui keterampilan secara turun-temurun. Selain itu kain tenun endek telah diakui sebagai identitas kultural dan artifak ritual (Semarapura Kangin, 2020). Namun dengan perkembangan teknologi dan informasi maka kain endek menjadi bagian dari dunia mode, sehingga kain endek mulai diaplikasikan dalam berbagai produk <em>fashion</em> untuk dikenakan dalam kegiatan keseharian masyarakat di Bali, misalnya saja sebagai busana kerja, busana sehari-hari hingga aksesoris pelengkapan busana.</p> Ni Kadek Yuni Diantari Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2022-07-31 2022-07-31 146 168 Nilai dan Kekuatan Budaya Lokal dalam Karya Cipta Animasi https://ebookchapter.isi-dps.ac.id/index.php/dcd/article/view/62 <p>Budaya lokal sangat berpotensi menjadi sumber ide yang memikat atau mempesona dunia dalam karya cipta animasi. Akan tetapi tidak semua ide lokal dari budaya yang ada bisa menjadi inspirasi. Kenapa dan apa yang salah dengan ide lokal? Mungkin harus memutar sejarah bangsa ini terlebih dahulu, Indonesia pernah dijajah membuat penduduknya sulit untuk bersikap egaliter, malah lebih banyak gengsi, sombong bahkan kurang percaya diri dengan kelokalan yang ada. Sementara, orang asing malah lebih tertarik terhadap kelokalan Indonesia, karena dipandang dari titik nol atau sesuatu hal yang unik dan menarik.</p> <p>Saat ini, kondisi dilematis sedang dihadapi bangsa Indonesia. Hal tersebut dikarenakan fakta yang terjadi di lapangan bahwa kehidupan masyarakat menggambarkan kehidupan yang identik dengan kebebasan, kemewahan, gaya hidup, dan kebudayaan populer. Disatu sisi, masyarakat dituntut untuk menghadapi dan menyambut era globalisasi agar tidak dianggap ketinggalan zaman. Di samping itu juga agar tidak dianggap mengelak dari adanya perubahan yang bisa membawa kemajuan bagi kehidupan manusia. Namun demikian, masyarakat perlu memelihara nilai-nilai luhur budaya bangsa dan kecerdasan dalam meng-counter dan kemampuan mem-filter pengaruh globalisasi agar tidak terkontaminasi oleh dampak negatif yang dibawa. Salah satu caranya yaitu dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas dan budaya sendiri sebagai identitas bangsa agar tidak mampu didoktrin oleh budaya luar.</p> Hasbullah Gede Pasek Putra Adnyana Yasa Copyright (c) 2022 https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2022-07-31 2022-07-31 169 186